oleh : Iseh muhammad zaenal A S.Si, *
ENERGIBANGSA.ID – Reaksi saponifikasi merupakan reaksi yang terjadi antara lemak dengan basa, reaksi ini terjadi dengan Trigliserida dapat diubah menjadi sabun dalam proses satu atau dua tahap. Pada proses satu tahap, trigliserida diperlakukan dengan basa kuat yang akan memutus ikatan ester dan menghasilkan garam asam lemak dan gliserol rekasi ini populer disebut reaksi sabun karena dimanfaatkan dalam pembuatan sabun.
Pada zaman dahulu, reaksi ini digunakan untuk membuat sabun dilakukan dengan menggunakan lemak hewani yaitu lemak yang berasal dari hewan seperti kambing kemudian seiring dengan perkembangan nya menggunakan sumber lemak dari nabati atau lemak nabati yaitu lemak yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan.
Dalam artikel ini memberikan pengetahuan bagi pembaca ternyata sabun dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan yang dikenal sebagai limbah, yaitu minyak jelantah.
Minyak jelantah merupakan minyak sisa yang telah di gunakan untuk melakukan penggorengan atau sisa minyak penggorengan, minyak ini dianggap limbah dikarenakan minyak jelantah membahayakan kesehatan, ternyata telah banyak jurnal dan berbagai penelitian yang membahas pemanfaatan minyak jelantah salah satunya yaitu digunakan untuk membuat sabun.
Faktanya, terdapat empat macam proses yang bisa digunakan untuk membuat sabun, yakni: pertama, proses pendidihan penuh. Proses pendidihan penuh pada dasarnya sama dengan proses batch yaitu minyak/lemak dipanaskan di dalam ketel dengan menambahkan NaOH yang telah dipanaskan, selanjutnya campuran tersebut dipanaskan sampai terbentuk pasta kira-kira setelah 4 jam pemanasan.
Setelah terbentuk pasta ditambahkan NaCl (10-12%) untuk mengendapan sabun. Endapan sabun dipisahkan dengan menggunakan air panas dan terbentuklah produk utama sabun dan produk samping gliserin.
Proses ke-dua, Proses semi pendidihan Pada proses semi pendidihan, semua bahan yaitu minyak/lemak dan alkali langsung dicampur kemudian dipanaskan secara bersamaaan.
Terjadilah reaksi saponifikasi. Setelah reaksi sempurna ditambah sodium silikat dan sabun yang dihasilkan berwarna gelap.
Proses ke-tiga Proses dingin Pada proses dingin semua bahan yaitu minyak, alkali, dan alkohol dibiarkan didalam suatu tempat/bejana tanpa dipanaskan (temperatur kamar,250C).
Reaksi antara NaOH dan uap air (H2O) merupakan reaksi eksoterm sehingga dapat menghasilkan panas. Panas tersebut kemudian digunakan untuk mereaksikan minyak/lemak dan NaOH/alkohol. Proses ini memerlukan waktu untuk reaksi sempurna selama 24 jam dan dihasilkan sabun berkualitas tinggi.
Adapun syarat-syarat terjadinya proses dingin adalah sebagai berikut : a) Minyak/lemak yang digunakan harus murni b) Konsentrasi NaOH harus terukur dengan teliti c) Temperatur harus terkontrol dengan baik dan yang ke empat Proses netral Prinsip dasar dari proses netral adalah minyak/lemak ditambah NaOH sehingga terjadi reaksi saponifikasi dan dihasilkan sabun dan gliserin.
Sabun yang dihasilkan tidak bersifat netral sehingga tidak dapat menghasilkan busa yang banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penetralan dengan menambahkan Na2CO3.
Minyak jelantah selain dapat di manfaatkan sebagai bahan pembuatan sabun ternyata dapat di manfaatkan untuk campuran biosolar yaitu dengan Siklus pengolahan minyak jelantah diawali dengan proses pemurnian kemudian disaring kemudian dicampur dengan arang aktif lalu dinetralkan.
Setelahnya dilakukan transferivikasi yang menghasilkan biodiesel kasar dan dimurnikan untuk menghasilkan biodiesel. Proses ini menggunakan prinsip zero process.
Demikianlah penjelasan mengapa minyak jelantah, yang sebenarnya adalah minyak limbah bisa menjadi berkah apabila diproses dan digunakan menjadi salah satu bahan dalam proses produksi barang yang bermanfaat.
*Iseh muhammad zaenal A S.Si, Mahasiswa aktif pasca sarjana Universitas Jenderal Soedirman