ENERGIBANGSA.ID – Halangan berkerumun secara fisik tak menghalangi niat baik para santri madrasah TBS untuk menyambung tali silaturrahmi dengan para kyai.
Halal Bi Halal Internasional dengan tajuk “Menyongsong Satu Abad Madrasah TBS Kudus” ini sekaligus menjadi kali pertama IKSAB TBS menyelenggarakan acara internasional secara virtual.
Salah satu bintang tamu dalam acara itu adalah Prof Nadirsyah Hosen, santri Indonesia pertama yang menjadi dosen tetap di fakultas hukum di Monash University.
Dalam acara itu, jagad dunia maya santri TBS mendadak ramai usai Gus Nadirsyah Hosen dalam sesi dialognya menyebut bahwa dirinya berharap diakui sebagai santri madrasah TBS kudus.
“semoga dengan kehadiran saya di (silaturrahim) ini, saya juga diakui sebagai santri TBS,” ujarnya dalam silaturrahmi internasional via zoom.
H. Muhtamat, salah satu senior IKSAB Kudus menyebut itu sebagai sikap ketawadlu’an Gus Nadirsyah dalam forum bersama kyai-kyai.
“tidak perlu disikapi berlebihan, itu adalah (cerminan) ahlak ketawadlu’an Gus Nadir,” ujarnya melalui pesan seluler.
Gus Ahmad Syafii, salah satu panitia silaturrahmi internasional ini juga menyebut bahwa ketawadlu’an Gus Nadir sudah nampak sejak panitia meminta beliau untuk mengisi acara tersebut.
“beliau mau, tapi syaratnya tidak mau ditulis profesor dan gelar-gelar lainnya, mungkin salah satunya karena tawadlu’ dengan kyai Albab,” jelasnya.
Lebih dari itu, Syafii menyebut bahwa ini merupakan pertanda bahwa para alumni TBS wajib bersyukur, jika Gus Nadir saja berharap menjadi bagian dari keluarga alumni madrasah TBS Kudus, apalagi yang benar-benar ikut nyantri dan khidmah di TBS.
Apakah kamu mau mendapatkan informasi dan kabar baik tentang Indonesia dari media energibangsa.id?