EssaiKabar Indonesia

Media Sosial sebagai Kekuatan Baru

ENERGIBANGSA.ID (Semarang) – Melalui akun twitter miliknya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat polling tentang seberapa jauh masyarakat mendapatkan informasi Covid-19, (19/6). Ganjar memberikan pertanyaan menggunakan model jawaban multiple-choice, dengan empat jawaban antara lain: (1) TV, (2) media cetak, (3) media sosial serta (4) lainnya, dengan ketentuan menyebutkan alasannya.

Berdasarkan jawaban responden, opsi “media sosial” menempati urutan pertama dengan perolehan 80 persen suara, sedangkan “TV” menempati posisi kedua dengan total 14 persen suara. Selanjutnya, responden yang memilih opsi “Lainnya” sebesar 5 persen suara. Angka itu justru lebih besar ketimbang memilih opsi “media cetak” yang hanya memperoleh 2 persen suara. Adapun total pengguna twitter yang menjadi responden Ganjar berjumlah 5.394 suara (pengguna).

Hasil polling yang dilempar melalui akun twitter Ganjar membuktikan bahwa media sosial saat ini sedang menunjukkan gaungnya. Tidak hanya di kota, masyarakat yang tinggal di pedesaan juga telah melek media sosial. Saat ini, kebanyakan dari mereka lebih sering menggunakan media sosial sebagai sarana interaksi, komunikasi serta berbagi informasi secara cepat.

Kekuatan hebat

Sumber: twitter.com/ganjarpranowo
Sumber: twitter.com/ganjarpranowo

Media sosial saat ini sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, bahkan di seluruh dunia. Siapapun dapat menggunakannya sebagai media komunikasi, wadah untuk menyebarkan informasi bahkan sarana untuk menyuarakan opini secara bebas. Kemudahan dalam mengakses dan menggunakannya membuat semua orang dari segala usia mulai anak SD hingga dewasa. Mereka selalu sibuk dengan media sosial, meski hanya sekedar mengecek notifikasi Whatsapp (WA) atau membuka facebook. Hal ini mengakibatkan sebaran informasi menjadi sangat cepat dan tanpa batas.

Demam media sosial bermula dari aktivitas Mark Zuckerberg, mahasiswa Harvard University yang menciptakan Facebook di tahun 2004. Teknologi Zuckerberg awalnya mendapat respon 845 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Serta sekitar 161 juta pengguna aktif di Amerika Serikat.

Menurut Gayatri (2020), jika Facebook adalah sebuah negara, bisa jadi ia akan menjadi negara paling besar. Sementara,Twitter yang baru diluncurkan pada 2006 didedikasi sebagai jaringan sosial online dan layanan microblogging yang telah berkembang menjadi lebih dari 300 juta pengguna pada 2011. Hal ini memungkinkan para pengguna untuk bertukar foto, video, dan pesan dari kurang lebih 140 karakter.   

Daya tarik dari media sosial di atas, selain pelayanan (aplikasi) dan blogging independen juga memudahkan seseorang untuk membuat konten yang bisa dibuat dan diakses menggunakan smartphone serta dapat pula dengan mudah intertwined. Link ke video yang diposting di YouTube dapat menanamkan link di blog, Facebook, dan Twitter. Sebuah posting Twitter juga dapat muncul pada halaman Facebook. Dengan kata lain, sejumlah besar orang dapat dengan mudah dan murah dihubungi melalui berbagai layanan. 

Media Sosial juga mengurangi hambatan tradisional sosio-ekonomi untuk menjadi sosok yang terkenal. Barangkali di sinilah letak nilai tambah utama dari media sosial sehingga orang-orang seperti ibu rumah tangga, politisi, jurnalis, ulama, birokrat, hingga aktivis dapat melihat sekaligus memanfaatkan potensi media sosial. Internet, YouTube, Twitter, dan Facebook memiliki keleluasaan untuk dibentuk secara mandiri oleh kalangan kaum muda.

Mereka juga diantar untuk memasuki dan terlibat dalam rezim baru citra visual di mana budaya layar menciptakan peristiwa spektakuler, seperti halnya ketika mereka merekam diri sendiri dan menyebarluaskannya (postings) ke android, twitter dan facebook sekaligus, untuk dibaca oleh ratusan, ribuan bahkan jutaan orang. 

Pesan teks di Facebook, Twitter, YouTube dan Internet telah memunculkan reservoir energi politik yang mengemukakan relasi baru antara teknologi media baru, politik, dan kehidupan publik. Teknologi digital ini ternyata cukup “powerful” untuk dimanfaatkan dalam proses pembentukan opini dan berlangsungnya kegiatan di tengah kelompok-kelompok masyarakat. (Dilansir dari berbagai sumber)

Related Articles

Back to top button