
Jika Acara untuk Mahasiswa Sepi, Kampus Harus Mulai Hati-Hati
oleh : Raga Mahruf Saputra, Mahasiswa UNWAHAS Semarang
ENERGIBANGSA.ID – Jika kita berbicara kampus, maka hal yang paling melekat pada kalimat itu adalah mahasiswa, kemudian sebaliknya.
Nah, di sini saya akan menyampaikan beberapa opini saya yang berikatan dengan judul di atas. Dan ini bersifat tidak serius, karena kadang, kitanya udah ngajak serius eh, dianya yang malah ngajak bercanda, nyesek sih itu.
Mengapa opini ini tidak perlu ditanggapi serius? karena opini ini dibuat oleh penelurusan pribadi, yang pastinya banyak salahnya. Apalagi mahasiswa yang masih semester tiga ini. Pasti bakal banyak salahnya, iya gak sih?
Tapi tolong, jangan dilihat dari sudut pandang sebelah situ. Tapi lihatlah dari sudut pandang sebelah sini. Sini mendekat, saya kasih tahu. Yaitu, dari sudut pandang seorang mahasiswa yang tidak memiliki kepentingan apapun, kecuali hanya agar kampusnya jadi keren.
Oke, untuk menyingkat waktu para pembaca yang sepertinya rajin membaca ini, mari kita mulai. Hal yang pertama adalah :
1. Tidak Tahu Informasi
Ini hal yang paling sering dialami, nih. Menurut pendapat pribadi saya sih, radak miris sekali alasan ini. Apalagi zaman sekarang kan, zaman gaul gaes. Hampir semua menggunakan teknologi. Apalagi mahasiswa sekarang kan milenial, tapi sistemnya jangan sampai kolonial, ya!
Sebenarnya, ada sih beberapa akun Instagram resmi. Tapi, ya gitu deh. Nah, akibat dari itu, ada beberapa akun dari mahasiswa yang muncul nih, enggak tau munculnya karena apa, mungkin salah satu alasannya karena kekecewaan ya. Seperti : @unwahastory, @anak.unwahas, @unwahascantik, @unwahasngantuy. Dan jika dilihat dari postingan-postingannya, tujuannya sepertinya untuk memberi infromasi kepada mahasiswa. Perlu didukung!
2. Ekosistem berkompetisi kurang
Nah, kira-kira yang satu ini failed tidak, ya? Perlu nih adanya rembuk dari pihak yang terkait dengan mahasiswa. Mungkin disurvei satu-satu atau gimana gitu. Saya mah gak tahu, gak mau terlalu memikirkan juga. Kan, udah ada tugasnya masing-masing. Hehe..
3. Ketidakjelasan acara
Ada beberapa acara yang bingungin para mahasiswanya nih. Langsung saya kasih contoh aja ya, misalnya :
- Panflet ataupun caption yang tidak lengkap, akhirnya menimbulkan tanda tanya besar di dalam kepala.
- Buat acara mendadak, ini paling sering kayaknya.
- Acara diundur
- Jadwal maju atau molor, tapi kebanyakan molor sih.
- Kalau sudah menang, terus ngapain?
4. Prasarana untuk pengembangan potensi mahasiswa yang kurang
Tidak bisa dipungkiri sih, untuk hal yang satu ini. Kalau opini dari saya sih, seumpamanya ada sebuah UKM yang performanya menurun, seharusnya ada upaya-upaya untuk membantu membangkitkan lagi gaes, dari bagian luar UKM.
Enggak tahu, siapa aja yang bertugas untuk ini sih. Yang jelas, kalau dari penglihatan mata yang bisa salah ini, beberapa UKM dibiarkan hampir tenggelam. Hellooo!! Kita mahasiswa yang masih harus dibimbing, dan kita adalah murid yang masih belajar. Hehheee…
Ya, akibat dari itu, mahasiswanya sih banyak, tapi yang ikut kompetisi atau event, lumayan susah carinya, dan kalau ketemu, paling juga itu-itu aja. Iya gak sih?
5. Kurangnya apresiasi
Enggak tahu bener atau enggak, ya, yang jelas ada dulu senior yang curhat, kalau dulu dia pernah ikut sebuah event, dan harus dibimbing sama dosen.
Tapi sulit sekali dalam mencari dosen yang bersangkutan, dan beberapa hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan hal-hal yang berkaitan tentang event juga sulit. Padahal kakak senior ini mewakili Unwahas loh.
Padahal, menurutku, apresiasi bahkan seberat biji zarah pun penting loh. Paling tidak, itu adalah tanda peduli, paling tidak itu adalah tanda menghargai usaha.
Mungkin jika ada yang ingin menambahkan bisa banget. Kita keluh kesah bareng di kolom komentar ya. Krikitan juga boleh, pokoknya apapun deh. Karena aku juga mahasiswa yang masih perlu dibimbing, karena aku juga murid yang masih perlu belajar.
Pokoknya, yuk saling memperbaiki diri. Untuk kampus kita tercinta, dan untuk Indonesia.