ENERGIBANGSA.ID – Hasil survey menyebutkan bahwa hanya ada 3 dari 10 suami yang mau membantu urusan rumah tangga. Sebuat riset Hill Asean Studies 2018 digelar untuk mencari tahu masalah kesetaraan itu.
Survei yang mengambil responden di Indonesia itu menunjukkan 6 dari 10 istri bisa dan rela bekerja dan membantu finansial keluarga, sedangkan suami yang membantu pekerjaan rumah tangga seperti memasak hanya ada 3 dari 10 suami.
Padahal menurut Roslina Verauli, seorang psikolog keluarga, suami yang membantu istri dalam urusan rumah tangga dapat membuat istri merasa lebih bahagia.
Apakah lelaki pekerja keras masih mau membantu tugas rumah tangga di rumah masih ada? jawabannya masih. Muhammad Arif adalah salah satu dari sedikitnya pria sejati itu.
Di tengah kesibukannya bekerja, ia tetap mau membantu pekerjaan rumah tangga, seperti mencuci baju, menyetrika, menyapu, dan lain sebagainya.
Di sebuah laman facebooknya, ia menuliskan status yang membuat pembaca kagum.
“Setelah aku dan kamu sepakat menjadi Kita, Tak ada lagi ada “Kewajibanmu” – “Tugasku”, Karena semua telah berubah menjadi:
“kita kerjakan bersama” #akutidakmalu
dalam pencitraan positif tersebut, Arif seperti hendak mengajarkan pada semua lelaki agar tidak berat hati membantu istri. Menurutnya, jika istri saja mau membantu mencari nafkah dan rejeki kenapa lelaki tidak mau meringankan beban istri.
Pekerja Keras dan Tak Pilih-Pilih Profesi
Perlu diketahui, Muhammad Arif adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan rokok terkemuka di Kudus. Selain menjadi karyawan swasta, ia juga membuka jasa konsultan skipsi untuk segala program studi.
Entah dari jurusan kesehatan, elektro, ilmu pasti hingga jurusan ilmu sosial, entah jenis penelitian kualitatif atau kuantitatif, ia sanggup menjabani semuanya.
Profesi mata pencahariannya tak berhenti sampai di situ, ia juga membuka jasa pembuatan etalase dan pengelasan.
“yang penting halal, itu semua demi agar asap dapur tetap mengebul,” ujarnya pada tim energibangsa.id
Pendiri Sahabat Yatama
Selain sayang pada istri dan keluarga, Arif juga peduli pada lingkungan sosial. hal itu terbukti dengan kesadarannya pada anak-anak yatim di Kudus dan sekitarnya.
Ia bersama teman-teman alumni Madrasah TBS Kudus, membuat gerakan yang dinamainya “Sahabat Yatama” sebuah gerakan peduli anak-anak yatim yang tidak mampu.
Bersama teman-temannya ia melakukan pencarian informasi anak-anak yatim yang butuh uluran tangan, lalu mereka melakukan crowdfunding, mengumpulkan donasi untuk diberikan kepada anak-anak yatim yang tidak mampu.
Menurut Yanuar Aris, teman dekatnya, Muhammad Arif adalah pria sukses idaman dunia-akhirat.
“sukses itu ukurannya apa? jika standarnya adalah seberapa banyak harta yang dimiliki, maka tidak pernah ada selesainya, tapi jika standar sukses adalah kepedulian terhadap sekitar, maka Arif adalah contoh idealnya,” ujarnya.
“Arif selalu mencari anak yatim mana lagi yang perlu kita santuni, bukan proyek kerjaan mana lagi yang bisa saya kuasai” lanjutnya.
Muhammad Arif bukan tipe orang yang mengumpulkan harta untuk ditimbun sendiri, ia tahu betul rasanya miskin sejak masih muda.
Ust Ahmad Bahruddin, ustadz dan pengasuh pesantren muda di Kudus pun angkat bicara soal Muhammad Arif.
Menurutnya Arif pendiri Sahabat yatama itu adalah tipe pria pekerja keras yang mampu bertanggungjawab pada dirinya, keluarganya dan lingkungan sosialnya.
“Arif telah didewasakan oleh keadaan, karena di saat teman-teman sebayanya masih belajar dan bermain cinta, ia sudah bekerja meringankan beban orang tuanya,” ujar Ahmad Bahruddin.
Salah seorang pengurus PBNU, Ahmad Syafii, yang juga temannya semasa sekolah, menyebut Arif sebagai orang cerdas yang mau bekerja keras.
“pagi hingga sore ia bekerja di pabrik rokok, sore sampai malam ia buak jasa konsultasi skripsi, di sela-sela waktunya juga mengurus pembuatan lemari etalase kaca, dia pemburu rupiah dan rajin sedekah,” kisah Syafii.
Semoga dari Muhammad Arif, kita bisa belajar menjadi pria sejati, peduli keluarga dan yatama, peduli pada kesetaraan suami-istri.
Apakah kamu mau mendapatkan informasi dan kabar baik tentang Indonesia dari media energibangsa.id?